Pandangan Alkitab tentang anak adalah pandangan yang luhur dan mendalam. Jauh dari sekadar tambahan demografis atau tanggung jawab sosial, anak-anak adalah anugerah langsung dari Tuhan, sebuah "milik pusaka" yang dipercayakan kepada orang tua sebagai penatalayan yang setia. Yesus Kristus sendiri mengangkat status mereka, bukan hanya dengan menyambut mereka dengan kasih, tetapi dengan menempatkan iman mereka yang seperti anak kecil sebagai model bagi semua yang ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Mandat yang diberikan kepada orang tua, oleh karena itu, adalah mandat pemuridan. Ini adalah panggilan untuk menenun kebenaran Firman Tuhan ke dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, untuk menerapkan disiplin yang bertujuan memulihkan dalam kasih, dan yang terpenting, untuk menghidupi iman yang otentik sebagai "khotbah yang hidup" bagi anak-anak mereka. Sejarah Alkitab, melalui teladan positif seperti Lois dan Eunike serta contoh tragis seperti Daud, dengan jelas menunjukkan bahwa integritas pribadi orang tua adalah fondasi dari pengasuhan yang efektif.
Namun, tugas mulia ini tidak dimaksudkan untuk diemban dalam keterasingan. Gereja berdiri sebagai mitra vital bagi keluarga, menyediakan pengajaran, dukungan, dan komunitas yang memperkuat iman. Bersama-sama, keluarga dan gereja dipanggil untuk memelihara generasi berikutnya, bukan sebagai penerima pasif, tetapi sebagai partisipan aktif dalam kehidupan tubuh Kristus. Dengan memahami dan menghidupi prinsip-prinsip ini, kita dapat dengan setia memelihara warisan berharga yang telah Tuhan percayakan kepada kita, membentuk anak-anak panah yang akan membawa kebenaran dan terang-Nya ke generasi yang akan datang.
Pendahuluan: Lebih dari Sekadar Berkat, Sebuah Kepercayaan Suci
Dalam permadani agung narasi Alkitab, anak-anak menempati posisi yang unik dan sakral. Mereka bukanlah sekadar hasil biologis, harapan sosial, atau kelanjutan garis keturunan semata. Alkitab secara konsisten dan tegas menyatakan bahwa anak-anak adalah anugerah yang disengaja, langsung, dan sangat berharga dari Tuhan sendiri. Kehadiran mereka dalam sebuah keluarga bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebuah tindakan kedaulatan ilahi yang mempercayakan sebuah jiwa kepada pemeliharaan manusia. Dengan demikian, peran sebagai orang tua melampaui... baca selengkapnya